Tema ini banyak diangkat diberbagai media belakang waktu ini, banyak kejadian-kejadian yang memicunya dan membuat dilema yang harus dijawab orang tua. Murid yang melawan bahkan memukul gurunya, anak yang membantah arahan orang tuanya, tawuran antar sekolah, tawuran antar desa, geng motor sebagian dari efek pendidikan anak yang tidak berhasil serta membuat orang tua prihatin, sedih dan resah tentunya. Apakah orang tua gagal mendidik anaknya dalam membentuk pribadi yang bijaksana? padahal mereka telah mendidik anaknya sebagai mereka dididik orang tua mereka.
Oleh karena itu kita perhatikan dan bandingkan jaman orang tua kita dengan jaman anak kita sekarang, mari kita lihat sebagian kondisi lingkungan jaman orang tua kita:
- Jumlah penduduk belum besar ditandai dengan adanya ruang antar rumah yang satu dengan yang lain.
- Belum ada media TV swasta, media bisa jadi sumber pendidikan sekaligus juga sebagai sumber petaka, bisa jadi sumber imu tapi juga bisa jadi sumber pornografi.
- Kebutuhan masih sederhana belum ada teknologi-teknologi yang menuntut dan membuat candu seperti smartphone maupun alat-alat canggih lainnya.
Kondisi jaman anak masa kini
- Kepadatan penduduk sudah besar, rumah satu dengan lainnya dibatasi hanya dengan tembok. Sehingga memicu konflik dan persaingan yang tidak sehat karena kurangnya privacy.
- Banyak sekali pengaruh-pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya timur kita masuk melalui media seperti Televisi dan media maya.
- Kebutuhan menjadi kompleks tidah hanya bisa bertahan hidup dan berbudi pekerti baik saja tapi ada dorongan harus tampil “beda” .
Tampak jelas bahwa beda jaman maka beda pula penanganan dan perlakuannya. Orang tua harus meningkatkan pengetahuan untuk mendidik anaknya sehingga terbentuk anak yang baik dan bijaksana. Sebenernya semua agama telah menyampaikan bagaimana mendidik anak yang baik dan hal itu telah ada di kebudayaan timur kita, sudah ada di diri kita tinggal kita jaga, kembangkan dan tularkan ke generasi berikutnya. Kita sudah dibekali akal yang dapat membedakan antar yang baik dengan yang buruk dan apabila itu masih kurang ada hukum yang kuat sebenarnya, dimanakah itu? Tentunya di dalam kitab-kitab agama kita. Tinggal kita disiplin, fokus dan percaya diri untuk mengimplementasikan dalam kehidupan kita dan tentunya komunikasi dua arah yang baik dan seimbang serta ingat karena kesempurnaan melalui proses salah yang diperbaiki secara terus menerus.
Berikut ilmu yang penting dalam mendidik anak-anak yang kita cintai dari Bunda Elly Risman di tulis oleh tempo:
- Orang Tua Harus Sepenuhnya Ada untuk Anak.
Terutama ayah, memiliki peranan aktif untuk perkembangan anak. "Ada riset dari tesis sahabat saya, jika anak kurang kasih sayang ayah, ayak tidak dekat dengan anak, emosi anak akan terganggu. Kalau laki-laki cenderung akan nakal, seks bebas, dan narkoba, sedangkan anak perempuan akan depresi dan melakukan seks bebas," ujarnya di Senayan, Kamis, 26 Mei 2016. - Dibutuhkan Attachment.
Hubungan emosi anak dengan orang tua harus dekat. "Dibutuhkan attachment antara ayah dan anak, juga ibu dengan anak," katanya. Ia menuturkan, banyak anak yang kurang dekat atau kurang 'lengket' dengan orang tua mereka karena banyak hal. "Dekatnya pun bukan sekadar kulit ke kulit, melainkan dari jiwa ke jiwa," ujar Elly. - Tujuan Pengasuhan Jelas.
Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati ini mengaku pernah melakukan riset terhadap pasangan suami-istri berusia 25-45 tahun, apakah mereka menentukan tujuan pengasuhan yang jelas. Hasil risetnya menunjukkan tidak semua pasangan menyepakati apa tujuan mereka. "Jadi yang perlu diperhatikan adalah susun lagi, rumuskan lagi pola pengasuhan, diskusikan bersama pasangan, lalu sepakati. Setelah itu, buat analisis dan evaluasi, misalnya 3 bulan sekali," kata Elly. - Atur Gaya Bicara.
"Kalau bicara pada anak harus baik, harus benar, dan tidak berbohong," ujarnya. Ia juga mengingatkan agar setiap orang tua tidak menyalahkan atau membanding-bandingkan anak karena akan membuat komunikasi antara anak dan orang tua terganggu. Tak hanya itu, ia juga menyarankan setiap orang tua selalu mendengarkan perkataan anak mereka, memperhatikan saat mereka bicara, serta mengetahui keunikannya. - Pendidikan Agama. Pendidikan agama bagi anak sangat penting. "Tapi jangan asal masukan anak ke sekolah agama tanpa mengetahui basic agama dari orang tuanya," tutur wanita yang fokus pada Pendidikan Anak ini. Menurut dia, pendidikan agama adalah tanggung jawab dan kewajiban orang tua kepada anaknya. "Dalam hal ini, kita mengajarkan agama bukan sekadar supaya mereka bisa mengaji, rajin ke gereja, atau biar bisa salat. Tapi agar mereka suka melakukan itu tanpa harus disuruh nantinya," tutur Elly.
- Persiapkan Pola Pengasuhan Saat Anak Puber. Mengajarkan anak pada masa puber memang agak sedikit sulit, terutama di era modern seperti ini. "Sekarang anak SD dan SMP sudah bisa main gadget. Tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakan gadget untuk tugas sekolah," katanya. Sebagai orang tua, banyak dari mereka yang memberikan fasilitas Internet untuk anak-anaknya. Namun mereka lupa, anak bisa saja melihat hal-hal berbau pornografi dengan mudah dengan akses tersebut. "Jadi, sebagai orang tua, kita harus lebih pandai," ujarnya, menegaskan.
- Ajari Anak Menahan Pandangan. Elly bercerita, seorang temannya yang berasal dari Amerika Serikat mengatakan munculnya “kekacauan otak” pada diri remaja adalah karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga dan menahan pandangan.
Komentar
Posting Komentar