Langsung ke konten utama

Bagaimanakah Cara Mendidik Anak Yang Baik


Tema ini banyak diangkat diberbagai media belakang waktu ini, banyak kejadian-kejadian yang memicunya dan membuat dilema yang harus dijawab orang tua. Murid yang melawan bahkan memukul gurunya, anak yang membantah arahan orang tuanya, tawuran antar sekolah, tawuran antar desa, geng motor sebagian dari efek pendidikan anak yang tidak berhasil serta membuat orang tua prihatin, sedih dan resah tentunya. Apakah orang tua gagal mendidik anaknya dalam membentuk pribadi yang bijaksana? padahal mereka telah mendidik anaknya sebagai mereka dididik orang tua mereka.

Oleh karena itu kita perhatikan dan bandingkan jaman orang tua kita dengan jaman anak kita sekarang, mari kita lihat sebagian kondisi lingkungan jaman orang tua kita:
  1. Jumlah penduduk belum besar ditandai dengan adanya ruang antar rumah yang satu dengan yang lain.
  2. Belum ada media TV swasta, media bisa jadi sumber pendidikan sekaligus juga sebagai sumber petaka, bisa jadi sumber imu tapi juga bisa jadi sumber pornografi.
  3. Kebutuhan masih sederhana belum ada teknologi-teknologi yang menuntut dan membuat candu seperti smartphone maupun alat-alat canggih lainnya.

Kondisi jaman anak masa kini

  1. Kepadatan penduduk sudah besar, rumah satu dengan lainnya dibatasi hanya dengan tembok. Sehingga memicu konflik dan persaingan yang tidak sehat karena kurangnya privacy.
  2. Banyak sekali pengaruh-pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya timur kita masuk melalui media seperti Televisi dan media maya.
  3. Kebutuhan menjadi kompleks tidah hanya bisa bertahan hidup dan berbudi pekerti baik saja tapi ada dorongan harus tampil “beda” .

Tampak jelas bahwa beda jaman maka beda pula penanganan dan perlakuannya. Orang tua harus meningkatkan pengetahuan untuk mendidik anaknya sehingga terbentuk anak yang baik dan bijaksana. Sebenernya semua agama telah menyampaikan bagaimana mendidik anak yang baik dan hal itu telah ada di kebudayaan timur kita, sudah ada di diri kita tinggal kita jaga, kembangkan dan tularkan ke generasi berikutnya. Kita sudah dibekali akal yang dapat membedakan antar yang baik dengan yang buruk dan apabila itu masih kurang ada hukum yang kuat sebenarnya, dimanakah itu? Tentunya di dalam kitab-kitab agama kita. Tinggal kita disiplin, fokus dan percaya diri untuk mengimplementasikan dalam kehidupan kita dan tentunya komunikasi dua arah yang baik dan seimbang serta ingat karena kesempurnaan melalui proses salah yang diperbaiki secara terus menerus.


Berikut ilmu yang penting dalam mendidik anak-anak yang kita cintai dari Bunda Elly Risman di tulis oleh tempo:
  1. Orang Tua Harus Sepenuhnya Ada untuk Anak.
    Terutama ayah, memiliki peranan aktif untuk perkembangan anak. "Ada riset dari tesis sahabat saya, jika anak kurang kasih sayang ayah, ayak tidak dekat dengan anak, emosi anak akan terganggu. Kalau laki-laki cenderung akan nakal, seks bebas, dan narkoba, sedangkan anak perempuan akan depresi dan melakukan seks bebas," ujarnya di Senayan, Kamis, 26 Mei 2016.
  2. Dibutuhkan Attachment.
    Hubungan emosi anak dengan orang tua harus dekat. "Dibutuhkan attachment antara ayah dan anak, juga ibu dengan anak," katanya. Ia menuturkan, banyak anak yang kurang dekat atau kurang 'lengket' dengan orang tua mereka karena banyak hal. "Dekatnya pun bukan sekadar kulit ke kulit, melainkan dari jiwa ke jiwa," ujar Elly.
  3. Tujuan Pengasuhan Jelas.
    Pendiri Yayasan Kita dan Buah Hati ini mengaku pernah melakukan riset terhadap pasangan suami-istri berusia 25-45 tahun, apakah mereka menentukan tujuan pengasuhan yang jelas. Hasil risetnya menunjukkan tidak semua pasangan menyepakati apa tujuan mereka. "Jadi yang perlu diperhatikan adalah susun lagi, rumuskan lagi pola pengasuhan, diskusikan bersama pasangan, lalu sepakati. Setelah itu, buat analisis dan evaluasi, misalnya 3 bulan sekali," kata Elly.
  4. Atur Gaya Bicara.
    "Kalau bicara pada anak harus baik, harus benar, dan tidak berbohong," ujarnya. Ia juga mengingatkan agar setiap orang tua tidak menyalahkan atau membanding-bandingkan anak karena akan membuat komunikasi antara anak dan orang tua terganggu. Tak hanya itu, ia juga menyarankan setiap orang tua selalu mendengarkan perkataan anak mereka, memperhatikan saat mereka bicara, serta mengetahui keunikannya.
  5. Pendidikan Agama. Pendidikan agama bagi anak sangat penting. "Tapi jangan asal masukan anak ke sekolah agama tanpa mengetahui basic agama dari orang tuanya," tutur wanita yang fokus pada Pendidikan Anak ini. Menurut dia, pendidikan agama adalah tanggung jawab dan kewajiban orang tua kepada anaknya. "Dalam hal ini, kita mengajarkan agama bukan sekadar supaya mereka bisa mengaji, rajin ke gereja, atau biar bisa salat. Tapi agar mereka suka melakukan itu tanpa harus disuruh nantinya," tutur Elly.
  6. Persiapkan Pola Pengasuhan Saat Anak Puber. Mengajarkan anak pada masa puber memang agak sedikit sulit, terutama di era modern seperti ini. "Sekarang anak SD dan SMP sudah bisa main gadget. Tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakan gadget untuk tugas sekolah," katanya. Sebagai orang tua, banyak dari mereka yang memberikan fasilitas Internet untuk anak-anaknya. Namun mereka lupa, anak bisa saja melihat hal-hal berbau pornografi dengan mudah dengan akses tersebut. "Jadi, sebagai orang tua, kita harus lebih pandai," ujarnya, menegaskan.
  7. Ajari Anak Menahan Pandangan. Elly bercerita, seorang temannya yang berasal dari Amerika Serikat mengatakan munculnya “kekacauan otak” pada diri remaja adalah karena orang tua tidak mengajarkan anaknya untuk menjaga dan menahan pandangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pondok Pesantren As-syafi’iyah Khusus Putri Pondok Gede

Pendidikan merupakan modal yang sangat berharga untuk generasi penerus kita dalam menjalani hidupnya, bicara pendidikan bukan hanya ilmu duniawi saja, bukan hanya ilmu untuk mengejar materi tapi juga melingkupi ilmu untuk mengatur manusianya sendiri dalam menjalani kehidupan sosialnya sehari-hari yaitu kepribadian yang islami, dalam hal ini keimanan dan ketaqwaan. Untuk menciptakan putri yang berakhlak baik dan berilmu tinggi. Pesantren ini mengadopsi kurikulum 2013 yang telah di sesuaikan dengan muatan lokal, dan menggunakan 3 bahasa dalam aktifitasnya. Pesantren khusus putri ini memiliki fasilitas yang baik dan modern, beralamat di Jl. Raya Jatiwaringin No. 45 Pondok Gede Bekasi 17411 Telp. 021 – 8462237. Didirikan pada tahun 1977 oleh alm. KH. Abdullah Syafi’ie. Memiliki jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak, madrasah diniyah, madrasah tsnawiyah, madrasah aliyah sampai perguruan tinggi. Pesantren ini memfokuskan diri untuk pengembangan IPTEK dan IMTAQ khusus putri. Pesantr

Pondok Pesantren Nurul Iman Di Parung

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di indonesia, merupakan salah satu tombak kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Lembaga pendidikan yang di percaya oleh seluruh kalangan warga indonesia, keilmuan islam dan sistem pendidikan islam yang disiplin dengan waktu pembelajaran dari subuh sampai malam hari membuat alumni pesantren desegani dan kerap menjadi imam dan ustadz dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pondok Pesantren Nurul Imam terletak di Jalan Nurul Iman 1, Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat kode pos 16330. Pesantren ini di bawah naungan Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School dengan pendirinya Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim beserta isterinya Ummi Waheeda, pesantren ini didirikan pada tahun 1998., dengan visi pondok pesantren ini adalah mampu menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Podok pesantren ini termasuk pondok pesantren modern memili

Even Nostalgia dan Perkenalan Permainan Tradisional KP3

Alhamdulillah, bersyukur yang sebanyak-banyaknya senantiasa kami haturkan kepada Allah swt. Karena pada hari Sabtu, tanggal 14 April 2018 lalu, KP3 telah menyelenggarakan acara silahturahmi relawan dan pendukung KP3 dengan tema “ Nostalgia dan Perkenalan Permainan Rakyat ”. Acara dihadiri oleh para relawan dan pendukung KP3, bersama anak-anak mereka. Acara ini bisa terwujud berkat kerjasama pengurus KP3 dengan Komunitas Teman Main – Jakarta, yang memiliki jargon “ Karena Main Butuh Teman ”. Berangkat dari kepedulian kami akan jenis permainan di era sekarang yang cenderung bersifat individualis, kami termotivasi menyelenggarakan event ini. Gadget seperti Smartphone , Game Console ( Playstation , Xbox , Nintendo , dll) atau Game Online telah mendominasi pilihan permainan Kids Jaman Now . Fenomena ini menimbulkan efek domino dalam pembentukan karakter anak sekarang dan dimasa depan. Emosi yang menjadi meledak-ledak, kemampuan bersosial dengan sesama yang sangat minim adalah beber